Minggu, 09 Oktober 2016

Filsafat dan Hikmah

Filsafat dan Hikmah

Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu: philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,  keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi, secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.

Harun Nasution mengatakan bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafa dengan wazan (timbangan) fa’lala, fa’lalah dan fi’lal. Dengan demikian, menurut Harun Nasution, kata benda dari falsafa seharusnya falsafah dan filsaf. Menurutnya,  dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat, padahal bukan berasal dari kata Arab falsafah dan bukan dari kata Inggris philosophy. Harun Nasution mempertanyakan apakah kata fil berasal dari bahasa Inggris dan safah diambil dari kata Arab, sehingga terjadilah gabungan keduanya, yang kemudian menimbulkan kata filsafat?

Harun Nasution berpendapat bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa Arab karena orang Arab lebih dulu datang dan sekaligus mempengaruhi bahasa Indonesia daripada orang dan bahasa Inggris. Oleh karena itu dia konsisten menggunakan kata falsafah, bukan filsafat. Buku-bukunya mengenai “filsafat” ditulis dengan falsafat,  seperti Falsafat Agama dan Falsafat dan Mistisisme dalam lslam.

Kendati istilah filsafat yang lebih tepat adalah falsafat yang berasal dari bahasa Arab, kata filsafat sebenarnya bisa diterima dalam bahasa Indonesia. Sebab,  sebagian kata Arab yang diindonesiakan mengalami perubahan dalam huruf vokalnya,  seperti masjid menjadi mesjid dan karamah menjadi keramat. Karena itu, perubahan huruf a menjadi i dalam kata falsafah bisa ditolelir. Lagi pula, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,  sebab asal dan hukumnya.
Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah:
                       1.         Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
                       2.         Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
                       3.         Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakikatnya. keabsahannya, dan nilainya.
                       4.         Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
                       5.         Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan untuk mengatakan apa yang Anda lihat
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam, baik dalam ungkapan maupun titik tekanannya. Bahkan, Moh. Hatta dan Langeveld mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu diberikan karena setiap orang memiliki titik tekan sendiri dalam definisinya. Oleh karena itu biarkan saja, seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu kemudian menyimpulkan sendiri.
Pendapat ini ada benarnya, sebab intisari berfilsafat itu terdapat dalam pembahasan bukan pada definisi. Namun, definisi filsafat untuk dijadikan patokan awal diperlukan untuk memberi arah dan cakupan objek yang dibahas, terutama yang terkait dengan filsafat ilmu. Karena itu di sini dikemukakan beberapa definisi dari para filosof terkemuka yang cukup reprensentatif, baik dari segi zaman maupun kualitas pemikiran.

Pythagoras (572-497 SM)  adalah filosof yang pertama kali menggunakan kata filsafat, dia mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi ke dalam tiga tipe: mereka yang mencintai kesenangan, mereka yang mencintai kegiatan dan mereka yang mencintai kebijaksanaan. Tujuan kebijaksanaan dalam pandangannya menyangkut kemajuan menuju keselamatan dalam hal keagamaan. Shopia mengandung arti yang lebih luas daripada kebijaksanaan,  yaitu:  1). Kerajinan 2). Kebenaran pertama, 3).  Pengetahuan yang luas, 4). Kebajikan intelektual. 5). Pertimbangan yang sehat, 6).  Kecerdikan dalam memutuskan hal-hal praktis. Dengan demikian asal mula kata itu sangat umum,  yang intinya adalah mencari keutamaan mental (the pursuit of mental excellence)  


Sumber: Bakhtiar, A. (2004). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar