Senin, 24 Oktober 2016

Kegunaan Filsafat

Kegunaan Filsafat
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi, filsafat membantu untuk mendalami berbagai pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya. Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur: secara sistematik dan secara historis
Pertama secara sistematik. Artinya, filsafat menawarkan berbagai metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab dan keadilan, dan sebagainya.
Jalur kedua adalah sejarah filsafat. Disini belajar untuk mendalami, menanggapi,  serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filsuf terkemuka.
Menurut Franz Magnis Suseno (1991), sekurang-kurangnya ada tiga kemampuan yang memang sangat dibutuhkan oleh segenap orang yang dizaman sekarang harus atau mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut
  1. Suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari berbagai pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia yang paling hakiki, serta mendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh para pemikir besar umat manusia, wawasan, dan pengertian kita sendiri diperluas.
  2. Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis berbagai argumen-  tasi, pendapat, tuntutan, dan legitimasi dari pelbagai agama, ideologi, dan pandangan dunia. 
  3. Pendasaran metodis dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam menja-  lani studi-studi di ilmu-ilmu khusus, termasuk teologi.
Menurut sebagian para filsuf kegunaan secara umum dari filsafat adalah sebagai berikut. 
1)      Plato merasakan bahwa berpikir dan memikirkan itu sebagai suatu nikmat yang luar biasa sehingga filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang maha berharga. 
2)      Rene Descartes yang termasyhur sebagai pelopor filsafat modern dan pelo-  por pembaruan dalam abad ke-17 terkenal dengan ucapannya cogito ergo aum (Karena berpikir maka saya ada). Tokoh ini menyangsikan segala-  galanya, tetapi dalam serba sangsi itu ada satu hal yang pasti, ialah bahwa aku bersangsi dan bersangsi berarti berpikir. Berfilsafat berarti berpangkalan kepada suatu kebenaran yang fundamental atau pengalaman yang asasi
3)      Alfred North Whitehead seorang filsuf modern merumuskan filsafat sebagai berikut: "Filsafat adalah keinsafan dan pandangan jauh ke depan dan suatu kesadaran akan hidup pendeknya, kesadaran akan kepentingan yang memberi semangat kepada seluruh usaha peradaban
4)      Maurice Marleau Ponty seorang filsuf modern Existensialisme mengatakan bahwa jasa dan filsafat baru ialah terletak dalam sumber penyelidikannya, sumber itu adalah eksistensi dan dengan sumber itu kita bisa berpikir tentang manusia (Burhanuddin Salam, 1988, hlm. 110-111)
Di samping kegunaan secara umum, filsafat juga dapat berguna secara khusus dalam lingkungan sosial-budaya Indonesia. Franz Magnis Suseno (1991) menyebutkan ada lima, yaitu sebagai berikut.
                         a.            Bangsa Indonesia berada di tengah-tengah dinamika proses modrnisasi yang meliputi semakin banyak bidang dan hanya untuk sebagian dapat diikemudikan melalui kebijakan pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan pandangan hidup, nilai-nilai dan norna membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan kritis
                         b.            Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan kebudayaan, tradisi, dan filsafat Indonesia serta untuk mengaktualisasikannya. Filsatatlah yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani tidak hanya secara verbalistik, melainkan secara evaluatif, kritis, dan reflektif, sehingga kekayaan rohani bangsa dapat menjadi modal dalam pembentukan identitas modern bangsa Indonesia secara terus-menerus.
                    c.            Sebagai kritik ideologi filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran terhadap martabat dan hak asasi manusia yang masih terjadi.
                        d.            Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual bangsa pada umumnya dan khususnya dalam kehidupan intelektual di universitas-universitas dan lingkungan akademis. 
                         e.            Filsafat menyediakan dasar dan sarana sekaligus bagi diadakannya dialog di antara agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan secara khusus dalam rangka kerja sama antaragama dalam membangun masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila. 

Sumber: Surajiyo. (2013). Filsafat Ilmu dan Perkembangannnya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar