Kegunaan Filsafat
Pada umumnya
dapat dikatakan bahwa dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang mampu
untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang
metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi, filsafat membantu untuk mendalami berbagai pertanyaan
asasi manusia tentang makna realitas
dan lingkup tanggung jawabnya. Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur: secara
sistematik dan secara historis
Pertama secara
sistematik. Artinya, filsafat menawarkan berbagai metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah
mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun
ilmiah, tentang tanggung jawab dan
keadilan, dan sebagainya.
Jalur kedua
adalah sejarah filsafat. Disini belajar untuk mendalami, menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang
sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filsuf terkemuka.
Menurut Franz
Magnis Suseno (1991), sekurang-kurangnya ada tiga kemampuan yang memang sangat
dibutuhkan oleh segenap orang yang dizaman sekarang harus atau mau memberikan
pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam
masyarakat, yaitu sebagai berikut
- Suatu
pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari
berbagai pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia yang
paling hakiki, serta mendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh para
pemikir besar umat manusia, wawasan, dan pengertian kita sendiri diperluas.
- Kemampuan
untuk menganalisis secara terbuka dan kritis berbagai argumen- tasi, pendapat, tuntutan, dan legitimasi
dari pelbagai agama, ideologi, dan pandangan dunia.
- Pendasaran
metodis dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam menja- lani studi-studi di ilmu-ilmu khusus,
termasuk teologi.
Menurut sebagian
para filsuf kegunaan secara umum dari filsafat adalah sebagai berikut.
1)
Plato merasakan bahwa berpikir
dan memikirkan itu sebagai suatu nikmat yang luar biasa sehingga filsafat diberi predikat
sebagai keinginan yang maha berharga.
2)
Rene Descartes yang termasyhur
sebagai pelopor filsafat modern dan pelo- por
pembaruan dalam abad ke-17 terkenal dengan ucapannya cogito ergo aum (Karena berpikir maka saya ada). Tokoh
ini menyangsikan segala- galanya, tetapi
dalam serba sangsi itu ada satu hal yang pasti, ialah bahwa aku bersangsi
dan bersangsi berarti berpikir. Berfilsafat berarti berpangkalan kepada suatu
kebenaran yang fundamental atau pengalaman yang asasi
3)
Alfred North Whitehead seorang
filsuf modern merumuskan
filsafat sebagai berikut: "Filsafat adalah keinsafan dan pandangan jauh ke
depan dan suatu kesadaran akan hidup pendeknya, kesadaran akan kepentingan yang memberi semangat kepada
seluruh usaha peradaban
4)
Maurice Marleau Ponty seorang
filsuf modern Existensialisme
mengatakan bahwa jasa dan filsafat baru ialah terletak dalam sumber
penyelidikannya, sumber itu adalah eksistensi dan dengan sumber itu kita bisa berpikir tentang manusia (Burhanuddin Salam, 1988, hlm. 110-111)
Di
samping kegunaan secara umum, filsafat juga dapat berguna secara khusus dalam
lingkungan sosial-budaya Indonesia. Franz Magnis Suseno (1991) menyebutkan ada
lima, yaitu sebagai berikut.
a.
Bangsa Indonesia berada di
tengah-tengah dinamika proses modrnisasi yang meliputi semakin banyak bidang dan hanya untuk sebagian dapat diikemudikan melalui
kebijakan pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan pandangan
hidup, nilai-nilai dan norna membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka
dan kritis
b.
Filsafat merupakan sarana yang
baik untuk menggali kembali kekayaan kebudayaan, tradisi, dan filsafat
Indonesia serta untuk mengaktualisasikannya. Filsatatlah yang paling sanggup untuk
mendekati warisan rohani tidak hanya secara verbalistik, melainkan secara evaluatif, kritis, dan reflektif, sehingga kekayaan rohani
bangsa dapat menjadi modal dalam pembentukan identitas modern bangsa
Indonesia secara terus-menerus.
c.
Sebagai kritik ideologi filsafat
membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka kedok-kedok ideologis
pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran terhadap martabat dan hak
asasi manusia yang masih terjadi.
d.
Filsafat merupakan dasar paling
luas untuk berpartisipasi
secara kritis dalam kehidupan intelektual bangsa pada umumnya dan khususnya dalam kehidupan intelektual
di universitas-universitas dan lingkungan akademis.
e.
Filsafat menyediakan dasar dan
sarana sekaligus bagi diadakannya dialog di antara agama yang ada di Indonesia
pada umumnya dan secara khusus dalam rangka kerja sama antaragama dalam
membangun masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila.
Sumber: Surajiyo.
(2013). Filsafat Ilmu dan Perkembangannnya di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar