Arti Rasional Menurut Filsafat Ilmu
Pariwisata
telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten
dari tahun ke tahun dan WTO memperkirakan bahwa sampai tahun 2020 akan terjadi
peningkatan sebesar 200% terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini.
Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia
sehingga menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang, antar bangsa, dan
antar individu yang hidup di dunia ini. Perkembangan teknologi informasi juga
sudah tidak diragukan lagi telah mempercepat dinamika globalisasi dunia,
termasuk juga didalamnya perkembangan dunia hiburan, rekreasi dan pariwisata.
Pertanyaannya adalah, dapatkah Bali “Indonesia” turut serta dalam peningkatan
kunjungan yang diperkirakan oleh WTO?, Upaya apa yang semestinya dilakukan oleh
pelaku, dan stakeholders pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan
pemasaran pariwisata kedepan? Tentu saja pariwisata Indonesia dan juga Bali
akan terus berkembang jika destinasi yang dimiliki telah memiliki kualitas yang
melebihi harapan wisatawan. Harus juga disadari oleh seluruh komponen terkait bahwa
pariwisata dunia telah menjadi makin kompetitif, dimana wisatawan tidak lagi
berhenti pada “pencitraan” dan harga, namun lebih mengedepankan kualitas
destinasi. Seiring dengan pernyataan tersebut, Suradnya (2004) berpendapat
bahwa haruslah dicermati, (1) pergeseran pasar pariwisata, (2) strategi
bersaing, (3) pemberdayaan sumber daya manusia (skills), nilai (value)
wisatawan harus menjadi kepedulian utama bagi semua organisasi terkait, (4)
jaringan (network), (5) pemanfaatan teknologi terutama teknologi informasi
secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambah, (6) inovasi di berbagai
aspek bersaing di bidang pariwisata. Kenyataan yang lain bahwa saat ini,
wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi, dengan berbagai pertimbangan
yang rasional sehingga peran lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi
sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata sebagai ilmu mandiri dapat
diwujudkan, dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini, dimana kemandirian
ilmu pariwisata telah dapat diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan
program studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1, S2, dan bahkan telah
sampai pada jenjang S3.
Bagus Gusti
(2013).Filsafat Ilmu dan Logika.Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar