Filsafat Ilmu Era Positivisme
Memasuki abad
XIX perkembangan Filsafat Ilmu memasuki Era Positivisme. Positivisme adalah
aliran filsafat yang ditandai dengan evaluasi yang sangat terhadap ilmu dan
metode ilmiah. Aliran filsafat ini berawal pada abad XIX. Pada abad XX
tokoh-tokoh positivisme membentuk kelompok yang terkenal dengan Lingkaran Wina,
di antaranya Gustav Bergman, Rudolf Carnap, Philip Frank Hans Hahn, Otto
Neurath dan Moritz Schlick.
Pada penghujung
abad XIX (sejak tahun 1895), pada Universitas Wina Austria telah diajarkan mata
kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan Induktif. Hal ini memberikan
indikasi bahwa perkembangan filsafat ilmu telah memasuki babak yang cukup
menentukan dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dalam abad selanjutnya.
Memasuki abad
XX perkembangan filsafat ilmu memasuki era baru. Sejak tahun 1920 panggung
filsafat ilmu pengetahuan didominasi oleh aliran positivisme Logis atau yang disebut
Neopositivisme dan Empirisme Logis. Aliran ini muncul dan
dikembangkan oleh Lingkaran Wina (Winna Circle, Inggris, Wiener
Kreis, Jerman). Aliran ini merupakan bentuk ekstrim
dari Empirisme. Aliran ini dalam sejarah pemikiran dikenal dengan Positivisme
Logic yang memiliki pengaruh mendasar bagi perkem-bangan ilmu. Munculnya
aliran ini akibat pengaruh dari tiga arah. Pertama, Emperisme dan Positivisme.
Kedua, metodologi ilmu empiris yang dikembangkan oleh ilmuwan sejak abad
XIX, dan Ketiga, perkembangan logika simbolik dan analisa logis.
Secara umum
aliran ini berpendapat bahwa hanya ada satu sumber pengetahuan yaitu pengalaman
indrawi. Selain itu mereka juga mengakui adanya dalil-dalil logika dan
matematika yang dihasilkan lewat pengalaman yang memuat serentetan tutologi
-subjek dan predikat yang berguna untuk mengolah data pengalaman indrawi
menjadi keseluruhan yang meliputi segala data itu.
Lingkaran Wina
sangat memperhatikan dua masalah, yaitu analisa pengetahuan dan pendasaran
teoritis matematika, ilmu pengetahuan alam, sosiologi dan psikologi. Menurut
mereka wilayah filsafat sama dengan wilayah ilmu pengetahuan lainnya. Tugas
filsafat ialah menjalankan analisa logis terhadap pengetahuan ilmiah. Filsafat
tidak diharapkan untuk memecahkan masalah, tetapi untuk menganalisa masalah dan
menjelaskannya. Jadi mereka menekankan analisa logis terhadap bahasa. Trend analisa
terhadap bahasa oleh Harry Hamersma dianggap mewarnai perkembangan filsafat
pada abad XX, di mana filsafat cenderung bersifat Logosentrisme
Bagus Gusti
(2013).Filsafat Ilmu dan Logika.Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar