Filsafat
Ilmu di abad pertengahan
Di Abad Pertengahan
terjadi keseimbangan hubungan antara
iman
dan filsafat, terutama dalam Filsafat Thomas Aquino. Pada masa Thomas Aquinas penghargaan terhadap
akal muncul kembali. Thomas membela
otonomi filsafat. Kemudian
dapat mempersiapkan hati manusia
untuk
beriman. Thomas Aquinas mengaku bahwa filsafat dan teologi masing-masing otonom. Otonomi
filsafat dimaksudkan bahwa akal merupakan
jalan asli menuju kebenaran. Filsafat tidak tergantung secara langsung pada
wahyu Ilahi. Meskipun Filsafat Kristen tidak secara langsung dipengaruhi oleh
iman, tetapi filsuf-filsuf Kristen berfilsafat pada zaman matahari sudah
terbit. Jalan yang ditempuh oleh
filsafat telah diterangi oleh iman. Ketegangan antara wahyu dan filsafat adalah ketegangan yang
sehat karena merangsang dinamika
dan
pembaharuan.
Selanjutnya, Agustinus
mengganti akal dengan iman. Dalam
hal
ini, potensi manusia yang diakui pada zaman Yunani diganti dengan kuasa Allah. Agustinus mengatakan
bahwa kebenaran relatif itu
tidak perlu memimpin melainkan, kebenaran mutlak yaitu ajaran agama. Ciri khas dari pada filsafat
abad pertengahan terletak pada suatu
rumusan yang terkenal yang dikemukakan oleh St. Anselmus yaitu credo ut intelligam. Rumusan
itu berarti iman lebih dahulu, setelah itu mengerti. Misalnya tentang dosa
warisan, bahwa dosa warisan itu ada, setelah itu susunlah argumen untuk
memahaminya, mungkin juga untuk meneguhkan keimanan itu. Sifat ini berlawanan dengan sifat filsafat rasional, maka pengertian itulah yang
didahulukan. Hal
ini dijelaskan bahwa setelah mengerti kemudian dimengerti untuk selanjutnya diimani. Abad
Pertengahan melahirkan juga filsuf yang
terkemuka
yaitu Thomas Aquinas. Dia adalah salah satu Siantar orang-orang yang berusaha membuat
filsafat Aristoteles sesuai dengan
agama
Kristen. Hasilnya adalah sebuah perpaduan hebat antara iman dan ilmu pengetahuan yang menjadi
bingkai filsafat rasional seperti
pembuktian
tentang adanya Tuhan yang masih dipelajari sampai sekarang.
Amsal Bakhtiar (2009). Filsafat Agama: Wisata Pemikiran
dan Kepercayaan Manusia.
Jakarta: Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar