Manfaat Belajar Filsafat Ilmu
Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat
diperlukan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap
arogansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan, sehingga
mercka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk
kepentingan umat manusia.,
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan
tentang hakikat ilmu secara umum mengandung manfaat
sebagai berikut.
1.
Filsafat ilmu
sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang
ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistik,
yakni menganggap hanya pendapatnya yang paling benar
2.
Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji,
mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Sebab
kecenderungan yang terjadi di kalangan pira ilmuwan menerapkan suatu metode
ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap
yang diperlukan di sini adalab menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan
struktur ilmu pengetahuan bukan sebaliknya.
3.
Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setip metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum.
Implikasi mempelajari filsafat
ilmu seperti yang diuraikan Rizal Mustansyir dkk., (2001) adalah sebagai berikut.
1.
Bagi seseorang yang mempelajari filsafat ilmu
diperlukan pengetahuan dasar yang memadai tentang
ilmu, ilmu alam maupun ilmu sosial, supaya para ilmuwan memiliki landasan
berpijak yang kuat. Ini berarti ilmuwan sosial perlu mempelajari ilmu-ilmu
kealaman secara garis besar, demikian
pula seorang ahli ilmu kealaman perlu memahami dan mengetahui secara garis besar
tentang ilmu ilmu sosial. Dengan demikian antara ilmu yang satu dengan lainnya
saling menyapa, bahkan dimungkinkan terjalinnya kerja sama yang harmonis untuk
memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan
2.
Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke
dalam pola pikir"menara gading", yakni
hanya berpikir mumi dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang
ada di luar dirinya. Padahal setiap aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat dilepaskan
dari konteks kehidupan soaial-kemasyarakatan
(Surajiyo, 2013)Surajiyo.
(2013). Filsafat Ilmu dan Perkembangannnya di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar