Minggu, 25 Desember 2016

Zaman Filsafat Pra Socrates

Zaman Filsafat Pra Socrates
Mempelajari Filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. filsafat dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama, yang memberitahukan tentang asal-usul segala sesuatu, baik dunia atau manusia. Akal manusia tidak
puas dengan keterangan dongeng-dongeng atau mite-mite itu, karena tidak dapat dibuktikan oleh akal. Kebenarannya hanya dapat diterima oleh iman atau kepercayaan. Para filsuf yang pertama adalah orang-orang yang mulai meragukan cerita mite-mite dan mulai mencari-cari
dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu. Sudah barang tentu kemenangan akal atas mite-mite itu tidak mungkin terjadi dengan tiba-tiba. Kemenangan itu diperoleh secara berangsur-angsur, berjalan hingga berabad-abad.
Sampai kini, Filsafat Eropa dan Amerika masih juga didasarkan atas daya pikir orang-orang Yunani. Tidaklah mungkin untuk memahami filsafat dewasa ini tanpa mengetahui sejarahnya serta asal usulnya. Yang menjadi asal mulanya dalam arti lebih luas adalah pemikiran Plato dan Aristoteles, dalam arti yang lebih luas lagi adalah seluruh pemikiran kuno sampai dengan surutnya peradaban kuno. Pemikiran kuno ini hampir seluruhnya merupakan hasil renungan orang-orang Yunani. Meskipun terdapat banyak perbedaan pendapat di antara para pemikir yang satu dengan yang lain, namun filsafat Barat merupakan suatu kesatuan. Filsafat ini timbul di kalangan orang-orang Yunani berdasarkan rasa heran atas hal-hal yang mereka amati, demikianlah yang telah dikatakan oleh Plato dan Aristoteles. Filsafat ini merupakan upaya memahami. Para filsuf yang paling tua merupakan orang-orang pertama yang tidak lagi merasa puas dengan penjelasan berdasarkan mitos-mitos, melainkan menghendaki penjelasan yang masuk akal.
Pesisir-pesisir Asia Kecil diduduki orang Lonia. Lonia merupakan daerah pertama di negeri Yunani yang mencapai kemajuan besar, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang cultural. Seperti Homeros, penyair yang tersohor itu hidup di Lonia. Demikian juga dengan ketiga filsuf yang pertama; Thales, Anaximandros serta Anaximenes dan mereka bertempat tinggal di Kota Miletos. Tidak kebetulan bahwa pada awal abad ke-6 SM. Miletoslah yang menjadi tempat lahir untuk filsafat dan bukan kota lain, karena pada waktu itu Miletos adalah kota terpenting dari kedua belas kota Lonia. Kota yang letaknya dibagian selatan pesisir Asia kecil ini mempunyai pelabuhan yang memungkinkan perhubungan dengan banyak budaya lain. Dengan demikian. Miletos menjadi titik pertemuan untuk banyak kebudayaan dan segala macam informasi dapat ditukar antara orangorang yang berasal dari berbagai tempat.
Ajaran para filsuf pertama yang hidup di Miletos sukar ditetapkan, sebab sebelum Plato tiada hasil karya para filsuf itu yang telah seutuhnya dibukukan, bahkan tidak ada satupun kalimat yang tersisa. Pengetahuan tentang apa yang telah dipikirkan oleh para filsuf disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh orang-orang yang hidup lebih kemudian daripada mereka. Sesungguhnya tidak ada kepastian hasil karya yang masih tersimpan dan ini pun tidak begitu saja dapat dipercaya.
Dapat dikatakan bahwa filsuf pertama yang hidup di Miletos adalah filsuf-filsuf alam, artinya mereka adalah para ahli pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan ini menjadi sasaran pemikiran mereka. Karena mereka ditakjubkan oleh alam yang penuh keanekaragaman dan gerak ini, mereka menanyakan kepada soal apa yang ada di belakang semua ini. Akan tetapi sasaran yang diselidiki para filsuf pertama ini lebih luas dibanding dengan sasaran yang biasanya diselidiki oleh filsafat pada zaman sekarang. Pemikiran mereka mencakup segala sesuatu yang dapat dipikirkan akal.
Ajaran Filsafat dari filsuf alam meliputi segala sesuatu yang sekarang disebut ilmu pengetahuan, yaitu ilmu pasti, ilmu alam, ilmu bintang-bintang, ilmu hayat, ilmu kedokteran dan politik. Jadi pada waktu itu belum ada pemisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan khusus seperti yang terjadi pada zaman sekarang. Demikianlah yang diperhatikan oleh para ahli pemikir yang pertama di Miletos itu adalah alam, bukan manusia. Tetapi dalam hal ini kita pun harus mengingat, bahwa yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah seluruh kenyataan hidup dan kenyataan badaniah. Jadi perhatian para filsuf dicurahkan kepada apa yang dapat diamati. Meskipun filsuf-filsuf banyak yang berbicara mengenai gejala-gejala alam tertentu, namun ketekunan untuk berfilsafat dalam arti kata yang sebenarnya terbukti dari usaha untuk menemukan azaz pemula yang mendasari segala sesuatu. Filsuf-filsuf alam tersebut antara lain:
1)      Thales (585 SM), bahwa azaz pemula ini adalah air, yang
merupakan azaz kehidupan segala sesuatu. Semuanya berasal dari air dan semuanya kembali lagi menjadi air. Thales beranggapan demikian karena air mempunyai berbagai bentuk, seperti cair, beku, uap.
2)      Anaximander (546 SM), adalah murid Thales yang mempunyai pemikiran bahwa azaz pemula adalah udara. Udara meliputi seluruh alam semesta dan azaz kehidupan manusia, seperti terbuktipada pernafasan bahwa nyawa yang berupa udara menyebabkan manusia hidup. Seperti halnya nafas, udara mengelilingi seluruh alam semesta. Anaximander mempunyai jasa-jasa dalam bidang astronomi dan juga dalam bidang geografi, sebab dialah orang pertama yang membuat suatu peta untuk para pedagang pejelajah dari Melitus.
3)      Protagoras menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran, teorinya disebut teori homo mensura est yang berarti manusia sendiri menjadi norma untuk segala-galanya.33 sesuatu yang benar, karena mereka benar, sesuatu yang tidak benar, karena mereka tidak benar. Pernyataan ini merupakan tulang punggung humanisme, yang menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat pribadi (private). Akibatnya ialah tidak akan ada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. Bahkan teori-teori matematika juga tidak dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolut.
4)      Heraklitos (540-475 SM) menyatakan bahwa segala sesuatu mengalir. Tetapi ia juga percaya akan keadilan kosmis yang menjaga keseimbangan di dunia. Unsur utama yang dicari setiap orang adalah api, bahwa di dunia ini terdapat suatu titik api inti yang tidak pernah padam.


 Amsal Bakhtiar (2009). Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia.
Jakarta: Rajawali Pers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar