Selasa, 20 Desember 2016

Perbedaan Filsafat dan Agama

Perbedaan Filsafat dan Agama
1)        Filsafat
Ada beberapa pendapat mengenai Filsafat:
a)        Golongan orang-orang masehi
Golongan pertama menetapkan adanya perbedaan antara filsafat dan agama serta menerima sesuatu persoalan dengan akal pikiran tentang agama yang mendasari iman. Agama
menggambarkan alam yang sebenarnya dari penciptaan Tuhan, sedangkan akal tidak sanggup menemukan gambaran itu sendiri maka tugas agama hanya sebagai pegangan dan akal berusaha memahami dengan jalan kiasan-kiasan. Menurut golongan pertama ini, filsafat tidak lain hanyalah filsafat agama yang mencakup persoalan wujud yang telah dinyatakan oleh Tuhan dan tidak ada tempat lagi bagi kebebasan filsafat. Pendapat ini didasarkan pada kenyataan bahwa orang-orang Platonis dan Stoa mengarahkan perhatiannya kepada soal Ketuhanan dan Etika.
Golongan kedua mengatakan bahwa filsafat dan agama berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Dalam hal ini, ditegaskan bahwa wahyu dan akal merupakan pemberian Tuhan, dan tidak mungkin berlawanan satu sama lain bahkan wahyu bisa menjadi penuntun dan pembantu bagi akal. Filsafat menurut golongan kedua adalah satu kesatuan yang berdiri sendiri, terdiri dari persoalan-persoalan yang dibahas oleh para Filsuf dan persoalan lain yang dibawa oleh wahyu. Wahyu menjadi pijakan terakhir bagi setiap persoalan yang di alami oleh akal. Pendapat golongan kedua ini berkat pengenalan buku-buku Aristoteles pada abad ke XIII, antara lain buku “Analytica kedua yang berisi penentuan batas pemisah antara ilmu pengetahuan dengan iman.
b)        Menurut Endang Saifudin Anshari, Filsafat ialah ilmu istimewa yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah termaksud di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal-budinya untuk memahami (mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral hakikat tentang yang ada. Filsafat berarti berfikir, jadi yang penting adalah dapat berfikir.
c)        Menurut William Temple, filsafat adalah menuntut pengetahuan untuk mengetahui.
d)       Menurut C.S. Lewis membedah Enjoyment dari contemplation, misalnya: laki-laki mencintai perempuan. Rasa cinta disebut enjoyment, sedangkan memikirkan rasa cinta disebut contemplation, yaitu pikiran si pecinta tentang rasa cinta itu. Filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang dingin dan tenang. Filsafat dapat diumpamakan seperti air telaga yang tenang dan jernih serta dapat dilihat dasarnya. Seorang filsuf, jika dihadapkan dengan pengaruh aliran atau paham lain, biasanya bisa bersifat lunak, tenang. Para filsuf ingin mencari kecerahan argumennya sendiri.
2)        Agama
Mengenai Agama pun ada beberapa pendapat:
a)      Menurut Endang Saifudin Anshari, Agama terdiri dari tiga bagian yaitu:
(1)   Satu sistema credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atau adanya sesuatu yang Mutlak di luar manusia.
(2)   Satu sistema ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggap mutlak itu.
(3)   Satu sistema norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan serta tata peribadatan yang termaksud diatas.
b)      Menurut Poerwantara, Agama berarti mengabdikan diri, jadi yang penting ialah hidup secara beragama sesuai dengan aturan-aturan agama itu. Agama menuntut pengetahuan untuk beribadah yang terutama merupakan hubungan manusia dengan Tuhan.
Agama dapat dikiaskan dengan enjoyment atau rasa cinta seseorang, rasa pengabdian (dedication) atau contesment. Agama banyak berhubungan dengan hati. Agama dapat diumpamakan seperti air sungai yang terjun dari bendungan dengan gemuruhnya, oleh para pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan dengan habis-habisan, sebab mereka telah terikat dan mengabdikan diri.
Agama disamping memenuhi pemeluknya dengan perasaan pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menyenangkan jiwa pemeluknya dan filsafat penting dalam mempelajari agama.


 Amsal Bakhtiar (2009). Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia.
Jakarta: Rajawali Pers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar