Zaman Renaisans
Kurun waktu abad ke-15
dan abad ke-16 mempunyai arti khusus
dalam
perkembangan manusia Eropa. Zaman renaisans mengarahkan perhatian secara lebih kuat pada
pada kepribadian manusia. Pendapat
zaman
pertengahan mengenai hubungan yang sederajat antara
perorangan dengan masyarakat dikalahkan
dengan pendapat tentang manusia.
Filsafat zaman
renaisans jauh lebih banyak unsur magi yang ikut berperan
dibanding pada zaman pertengahan. Banyak penemuan baru di bidang ilmu
pengetahuan dan di lapangan pengetahuan mengenai bumi serta bangsa-bangsa yang
menyebabkan merajalelanya rekaan pikir yang sangat dipengaruhi oleh hal-hal
yang bersifat magi. Hal-hal yang
bersifat magi ini merupakan salah satu ciri pemikiran pada zaman renaisans, seperti halnya
refleksinya mengenai politik serta
pertumbuhan
ilmu alam, yang memberikan titik berat pada
pengamatan
yang tak berprasangka.
Pemikiran mengenai alam
pada zaman renaisans menghasilkan
tokoh-tokoh
yang terpenting di Italia dan Jerman. Salah satunya adalah Leonardo Da Vinci
yang telah sepenuhnya mengerti bahwa alam hanya dapat diketahui melalui
pengalaman bagi pengusahaan ilmu alam, pengalaman harus ditimbulkan melalui
eksperimen dan dikembangkan dengan menggunakan matematika. Da Vinci yang dengan tenang menerapkan metodenya
menjauhi segenap filsafat alam spekulatif,
mendahului Galileo dan baru dapat diimbangi oleh Galileo. Hasil karya Da Vinci tetap tidak
dikenal, maka gagasan-gagasan yang
terkandung di dalamnya tidak membawa pengaruh
terhadap rekan-rekan sesamanya dan terhadap para pemikir
di kemudian hari.
Amsal Bakhtiar (2009). Filsafat Agama: Wisata Pemikiran
dan Kepercayaan Manusia.
Jakarta: Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar