Zaman
Pencerahan (Aufklarung)
Zaman ini dimulai pada
abad ke-18 yang telah berakar dari
masa
renaisans. Zaman Penrcerahan menurut Immanuel Kant adalah zaman manusia keluar
dari keadaan tidak akil baligh, yang disebabkan karena kesalahan manusia
sendiri. hal itu disebabkan karena manusia tidak mau menggunakan akalnya dalam
pemikirannya. Pencerahan ini berasal
dari Inggris, berkembang di sana karena Inggris telah menjadi Negara yang berkembang dan merupakan
Negara yang liberal. Oleh karena
itu, semakin lama pencerahan tumbuh menjadi keyakinan umum di antara para ahli pikir. Pemikiran
pencerahan banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam yang telah dibawa
sampai kepada puncaknya oleh Isaac Newton (1642-1727), dia yang telah memberikan
dasar kepada fisika klasik yang menjanjikan satu perkembangan yang tiada
batasnya.
Abad ini sangat berbeda
dengan abad sebelumnya yang membatasi
diri pada usaha untuk memberikan interprestasi baru terhadap realitas bendawi dan
rohani, yaitu kenyataan mengenai
manusia,
dunia dan Allah. Sebaliknya abad ini menganggap manusia sebagai insan yang
mendapatkan tugas untuk meneliti secara kritis sesuai dengan apa yang diberikan
oleh akal terhadap segala yang ada, baik di dalam Negara di dalam masyarakat
dalam bentuk ekonomi atau dalam bentuk hukum.
Eduard Herbert
mengatakan bahwa salah satu dari perintis
pencerahan
di Inggris, mengatakan bahwa akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama, begitu juga dengan
Kristen yang telah ditaklukkan
oleh akal. Dengan dasar ini. Ia menentang segala kepercayaan
yang berdasarkan wahyu.
Begitu juga di Jerman,
tokoh terpenting pencerahan adalah Christian Wolff (1679-1754), dia sangat
menonjolkan filsafat dari segi rasionalistik-optimistiknya yang mengungkapkan
bahwa ajaran kesusilaan maupun ajaran Ketuhanan secara alami terlepas dari pada
ajaran agama. Pemikirannya sudah mengarah kepada deisme (satu
aliran dalam filsafat Inggris pada abad ke-18 yang menggabungkan diri dengan
gagasannya Eduard Herbert yang dapat juga disebut dengan pemberi dasar ajaran
agama alamiah) Tuhan telah menciptakan dunia, namun untuk selanjutnya
membiarkannya mengikuti perjalanan nasibnya sendiri.
Amsal Bakhtiar (2009). Filsafat Agama: Wisata Pemikiran
dan Kepercayaan Manusia.
Jakarta: Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar