Minggu, 25 Desember 2016

Zaman Pencerahan (Aufklarung)

Zaman Pencerahan (Aufklarung)
Zaman ini dimulai pada abad ke-18 yang telah berakar dari masa renaisans. Zaman Penrcerahan menurut Immanuel Kant adalah zaman manusia keluar dari keadaan tidak akil baligh, yang disebabkan karena kesalahan manusia sendiri. hal itu disebabkan karena manusia tidak mau menggunakan akalnya dalam pemikirannya. Pencerahan ini berasal dari Inggris, berkembang di sana karena Inggris telah menjadi Negara yang berkembang dan merupakan Negara yang liberal. Oleh karena itu, semakin lama pencerahan tumbuh menjadi keyakinan umum di antara para ahli pikir. Pemikiran pencerahan banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam yang telah dibawa sampai kepada puncaknya oleh Isaac Newton (1642-1727), dia yang telah memberikan dasar kepada fisika klasik yang menjanjikan satu perkembangan yang tiada batasnya.
Abad ini sangat berbeda dengan abad sebelumnya yang membatasi diri pada usaha untuk memberikan interprestasi baru terhadap realitas bendawi dan rohani, yaitu kenyataan mengenai manusia, dunia dan Allah. Sebaliknya abad ini menganggap manusia sebagai insan yang mendapatkan tugas untuk meneliti secara kritis sesuai dengan apa yang diberikan oleh akal terhadap segala yang ada, baik di dalam Negara di dalam masyarakat dalam bentuk ekonomi atau dalam bentuk hukum.
Eduard Herbert mengatakan bahwa salah satu dari perintis pencerahan di Inggris, mengatakan bahwa akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama, begitu juga dengan Kristen yang telah ditaklukkan oleh akal. Dengan dasar ini. Ia menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu.
Begitu juga di Jerman, tokoh terpenting pencerahan adalah Christian Wolff (1679-1754), dia sangat menonjolkan filsafat dari segi rasionalistik-optimistiknya yang mengungkapkan bahwa ajaran kesusilaan maupun ajaran Ketuhanan secara alami terlepas dari pada ajaran agama. Pemikirannya sudah mengarah kepada deisme (satu aliran dalam filsafat Inggris pada abad ke-18 yang menggabungkan diri dengan gagasannya Eduard Herbert yang dapat juga disebut dengan pemberi dasar ajaran agama alamiah) Tuhan telah menciptakan dunia, namun untuk selanjutnya membiarkannya mengikuti perjalanan nasibnya sendiri.


 Amsal Bakhtiar (2009). Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia.
Jakarta: Rajawali Pers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar