Reaksi Terhadap Filsafat Spiritualisme
di Yunani
Spiritualisme
merupakan suatu aliran filsafat yang mementikan kerohanian,
lawan dan materialisme (Poerdarminta, 1984:963). Karena itu
spiritualisme mendasari semua yang ada di alam terdiri dari ruh, sukma,
jiwa yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruangan. Jiwa mempunyai
kekuatan dan dapat melakukan tanggapan (voorsteling) atau sesuatu
yang bukan berasal dari tangkapan panca indera, yang datang secara
tiba-tiba berbentuk gambaran. Dengan kata lain jiwa adalah alat untuk
menerima sesuatu yang bersifat non-materi yang tidak bercampur dengan
tangkapan-tangkapan pancaindera lahiriyah. Jiwa ini menangkap angan-angan
yang murni dan alami pada lapangan metafisis (Suryadipura, 1994:105). Namun demikian
, ternyata ada beberapa filosof yang merasa kurang puas
dengan aliran spiritualisme yang dianggap tidak sesuai dengan
pengetahuan ilmiah. Maka lahirlah aliran materialisme. Diantara tokohnya
adalah Leukipos dan Demokritus (460-370 SM), yang menyatakan
semua kejadian alam adalah atom, dan semuanya adalah materi.
Kemudian lahir pila aliran Rasionalisme Rene Descartes, yang menyatakan
bahwa pusat segala sesuatu terletak pada dunia rasio, sementara
yang alin adalah objeknya. Demikianlah rangkaian reaksi filosof
terhadap aliran spiritualisme. Sebenarnya aliran ini tidak saja bergulir
di Yunani , tetapi juga di dunia Barat dan Eropa.
Al-Syaibany,
Omar Muhammad Al Toumy. (1979). Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar