Minggu, 25 Desember 2016

Reaksi Terhadap Filsafat Spiritualisme di Yunani

Reaksi Terhadap Filsafat Spiritualisme di Yunani
Spiritualisme merupakan suatu aliran filsafat yang mementikan kerohanian, lawan dan materialisme (Poerdarminta, 1984:963). Karena itu spiritualisme mendasari semua yang ada di alam terdiri dari ruh, sukma, jiwa yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruangan. Jiwa mempunyai kekuatan dan dapat melakukan tanggapan (voorsteling) atau sesuatu yang bukan berasal dari tangkapan panca indera, yang datang secara tiba-tiba berbentuk gambaran. Dengan kata lain jiwa adalah alat untuk menerima sesuatu yang bersifat non-materi yang tidak bercampur dengan tangkapan-tangkapan pancaindera lahiriyah. Jiwa ini menangkap angan-angan yang murni dan alami pada lapangan metafisis (Suryadipura, 1994:105). Namun demikian , ternyata ada beberapa filosof yang merasa kurang puas dengan aliran spiritualisme yang dianggap tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah. Maka lahirlah aliran materialisme. Diantara tokohnya adalah Leukipos dan Demokritus (460-370 SM), yang menyatakan semua kejadian alam adalah atom, dan semuanya adalah materi. Kemudian lahir pila aliran Rasionalisme Rene Descartes, yang menyatakan bahwa pusat segala sesuatu terletak pada dunia rasio, sementara yang alin adalah objeknya. Demikianlah rangkaian reaksi filosof terhadap aliran spiritualisme. Sebenarnya aliran ini tidak saja bergulir di Yunani , tetapi juga di dunia Barat dan Eropa.


 Al-Syaibany, Omar Muhammad Al Toumy. (1979). Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar